Assalamualaikum
Bada tahmid dan Shalawat.
Terima kasih kepada Mommilenial yang banyak mendedikasinya dirinya untuk perbaikan masyarakat khususnya perempuan di Indonesia.
Sebagaimana pemahaman kita pada umumnya bahwa perkawinan adalah fitrah makhluk hidup.
Bukan masalah pilihan. Kenapa? Karena setiap makhluk hidup punya nafsu untuk menyalurkan keinginannya untuk berhubungan intim dengan pasangannya.
Nah yang jadi masalah sekarang ini adalah, berhubungan intim itu harus di sah kan dahulu dalam semua agama.
Jadi sebenarnya permasalahannya adalah ikatan sebelum dan sesusah hubungan intim itu.
Semua pasti ada masalahnya.
Kalau tidak mau disahkan terus kita mau berhubungan intim tapi setelah itu juga akhirnya pasangan kita bisa bebas berhubungan intim dengan yang lain? Atau setelah itu berhubungan intim dan punya anak, setelahnya bagaimana lagi.
Sama saja sebab akibatnya.
Atau kita benar benar ingin menghentikan hasrat seksual kita dengan slogan married is scary?
Mungkin itu yang akhirnya bisa jadi pilihan masing-masing, tapi mungkin banyak hal yang bisa kita bahas.
Balik lagi ke masalah perkawinan dengan segala macam kerumitan dan kegaduhan.
Memang semua itu selalu ada dalam perjalanannya.
Maka memang benar bahwa yang dijaga dalam perkawinan itu adalah keberlangsungannya.
Bukan menjaga cintanya.
Masalah cinta itu bisa ada bisa tiada.
Bagaimana caranya bisa panjang usia perkawinan kita?
Dalam hal ini saya sendiri masih harus belajar banyak, karena usia pernikahan masih 24 tahunan dan tidak akan tahu masih berlangsung atau tidak ke depannya.
Tapi yang pasti insyaAllah saya dan suami masih berniat terus melanjutkan sampai ke syurgaNya kelak.
Terus kiat apa yang bisa menjadikan usia perkawinan menjadi panjang?
Pertama, masalah niat tadi, bahwa kita pengen punya keturunan hasil hubungan intim kita dengan pasangan yang sah akan menjadi anak anak yang bisa menjadi pemimpin di muka bumi agar kehidupan manusia selanjutnya menjadi lebih baik.
Dan itu tidak mudah.
Kita harus punya visi yang sama dengan pasangan.
Makanya haruslah kita pilih pasangan yang sama visinya.
Kedua, taruh di mindset kita bahwa yang bisa bikin bahagia kita itu adalah kita sendiri.
Jangan terlalu berharap dapat pasangan yang membahagiakan kita.
Karena apa? Karena pasangan kita sebelumnya sudah ada orang tua, ada kakak dan adik yang kadang dalam perkawinan nanti kita adalah orang yang baru datang dalam hidupnya dan pastinya jadi orang ke sekian. Dan mungkin punya pola asuh yang berbeda.
Jadi jangan langsung berharap jadi ratu hehe, bersaing dulu dengan Ibu, Bapak dan Ipar-ipar kita.
Ujian muamalah pertama dengan mereka.
Baiknya salurkan aktualisasi diri kita walau sudah menikah.
Sehingga kita punya bairgaining yang baik.
Ke depan kita tidak tau perubahan pasangan kita apa bakal makin cinta atau malah memudar karena banyak hal dan kita harus siap dengan semuanya.
Ketiga. Pastikan kita punya hubungan yang kuat dengan Sang Pemilik Cinta. Karena seperti yang saya bilang di atas, perkawinan itu tidak melulu selaras dengan cinta, kadang ada kadang tidak ada cinta sama sekali.
Minta selalu dikasi cinta dariNya sehingga kita diberi petunjuk ketika ada masalah.
Ungkapan too much love will kill you itu banyak benernya.
Sesuatu yang too much itu bakal menyulitkan hidup kita.
Biasakan untuk biasa saja kadar cinta kita kepada pasangan.
Cemburu? tidak apa-apa asal jangan berlebihan.
Walaupun tidak ada cemburu dan pertengkaran itu bakal menghambarkan perjalanan😀.
Keempat. Pastikan kita bukan hanya sebagai sahabat pasangan kita karena kalau sudah merasa menjadi sahabat, seringnya kebutuhan seksual hilang.
Jadikan kita adalah selalu sepasang kekasih yang mabuk hasrat bercinta karena hubungan seksual itu melenggangkan pernikahan.
Kadang pernikahan kandas karena sudah tidak ada rasa keinginan pada pasangan atau kata anak sekarang sudah mati rasa terhadap pasangan.
Kelima. Dalam agama Islam perceraian adalah salah satu jalan keluar dari hubungan perkawinan yang merusak walau menjadi salah satu perbuatan yang membuat iblis bahagia.
Maksudnya di sini apa, tidak apa ada perceraian jangan takut kalau kita tidak bisa memikul beratnya hubungan yang jatuhnya sudah merusak, KDRT, perselingkuhan, tidak menafkahi, perceraian bisa jadi jalan keluar oleh karena itu hendaknya pilih pasangan hasil istikharah bukan karena cinta sesaat. Tapi pastikan dahulu usaha kita sudah maksimal untuk mempertahankan pernikahan.
Saling bantu sesama perempuan di dalam komunitas dan organisasi adalah salah satu usaha untuk saling menguatkan ujian pernikahan, karena dengan aktif bermuamalah kita bisa menjadi perempuan yang lebih berdaya ketika menghadapi ujian perkawinan.
Sebagai penutup, hendaknya semenjak hasrat bercinta kita sudah mapan jadikan bahwa punya anak anak yang bakal meneruskan perjuangan hidup kita ke depan lebih baik lagi itu, adalah tujuan kita jangka panjang.
Karena kalau semata berhubungan seksual dengan menjadi tujuan utama, percayalah tidak akan lama umur perkawinan kita nanti.
Perkawinan adalah sarana berjuangnya seorang manusia untuk lebih eksis dan suistein, sarana melahirkan penerus pemimpin di dunia dan akhirat kelak.
Manusia yang tumbuh dari hasil perjuangan melanggengkan pernikahannya itu adalah manusia matang yang bakal pantas menjadi contoh manusia pemenang.
Wallahu’alam bishshawab
Nikko, 25 Januari 2024
Ketua Umum PERAK Indonesia
Hj. Fiyatri Widuri, S.T
One Response
First of all I want to say terrific blog! I had a quick question in which
I’d like to ask if you do not mind. I was interested to find out how you center yourself and clear
your thoughts before writing. I have had a difficult time clearing my mind in getting
my thoughts out there. I do take pleasure in writing however it just seems like the first 10 to 15
minutes are wasted simply just trying to figure out how to begin. Any recommendations or tips?
Kudos!